BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan hal
yang penting bagi terbentuknya suatu kelompok masyarakat. Untuk dapat
berkomunikasi antar anggota kelompok masyarakat diperlukan suatu alat yang
disebut bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi yang utama dalam suatu
kelompok masyarakat, dengan bahasa seseorang dapat mengugkapkan perasaan
pikiran, ide, dan kemauannya pada orang lain.
Bahasa selalu mengalami
perkembangan dan perubahan. Perkembangan dan perubahan itu terjadi karena adanya
perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Perkembangan bahasa yang cukup pesat
terjadi pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontak pada bidang politik,
ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lainnya dapat menyebabkan suatu bahasa
terpengaruh oleh bahasa yang lain. Proses saling mempengaruhi antara bahasa
yang satu dengan bahasa yang lain tidak dapat dihindarkan. Bahasa sebagai
bagian integral kebudayaan tidak dapat lepas dari masalah di atas. Saling
mempengaruhi antarbahasa pasti terjadi, misalnya kosakata bahasa yang
bersangkutan, mengingat kosakata itu memiliki sifat terbuka.
Kontak bahasa merupakan
peristiwa pemakaian dua bahasa oleh penutur yang sama secara bergantian. Dari
kontak bahasa itu terjadi transfer atau pemindahan unsur bahasa yang satu ke
dalam bahasa yang lain yang mencakup semua tataran. Sebagai konsekuensinya,
proses pinjam meminjam dan saling mempengaruhi terhadap unsur bahasa yang lain
tidak dapat dihindari. Apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara
bergantian oleh penutur yang sama, dapat dikatakan bahwa bahasa tesebut dalam
keadaan saling kontak. Dalam setiap kontak bahasa terjadi proses saling
mempengaruhi antara bahasa satu dengan bahasa yang lain. Sebagai akibatnya,
integrasi akan muncul baik secara lisan maupun tertulis.
Berdasarkan
kenyataan di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang komponen-komponen
keterampilan berbahasa. Pembahasan tersebut penulis wujudkan dalam makalah yang
berjudul "Integrasi Bahasa Indonesia".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemikiran
yang diungkapkan penulis dalam latar belakang, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan bahasa?
2.
Apakah yang dimaksud dengan
sosiolinguistik?
3.
Apakah yang dimaksud dengan integrasi?
4.
Apa saja jenis proses integrasi?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:
1.
pengertian bahasa;
2.
pengertian sosiolinguistik;
3.
pengertian integrasi;
4.
jenis-jenis proses integrasi.
D. Kegunaan Makalah
1.
Secara teoretis
Disusunnya makalah ini diharapkan dapat
menambah ilmu pengetahuan, menambah pemahaman tentang penggunaan bahasa dan untuk mendukung
teori-teori yang sudah ada.
2.
Secara praktis
Disusunnya makalah ini diharapkan dapat
digunakan sebagi acuan di dalam pengembangan kebahasaan khususnya bagi kalangan
mahasiswa sebagai calon intelektual serta dapat menanamkan kepada mahasiswa
akan pentingnya memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
E. Prosedur Makalah
Metode
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis
menguraikan permasalahan yang dibahas secara
jelas dan kompherensif. Data dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan
teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca
berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Selain
itu, penulis juga megambil beberapa data dari internet. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi
melalui kegiatan mengeksposisikan serta mengaplikasikan data tersebut dalam
konteks tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. injauan Teoretis
1.
Pengertian Bahasa
“Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia, bukan bunyi yang dihasikan oleh alat lain” (Abidin, 2010: 1). Bahasa
berasal dari udara yang keluar dari paru-paru menggetarkan pita suara di
kerongkongan dan kemudian terujar lewat mulut. Udara yang keluar dari paru-paru
itu ada yang terhambat, ada yang keluar lewat mulut ada pula yang keluar lewat
hidung. Oleh sebab itu, bahasa bersifat manusiawi artinya hanya manusia yang
mampu menghasilkan bahasa.
Sementara itu, Kentjono (Chaer, 2007: 32) mengatakan
bahwa ‘bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh
para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mngidentifikasi diri’.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hidayatullah
(http://wismasastra. wordpress.com)
menyatakan bahwa “bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional”. Bahasa dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Arbitrer artinya bahasa disusun
secara manasuka sesuai dengan konfersi para penggunanya. Arbitrer juga dapat
diartikan secara kebetulan. Jadi, bahasa lahir secara kebetulan akibat adanya
interaksi komunikasi oleh para penuturnya. Namun demikian bunyi bahasa yang
manasuka dan lahir secara kebetulan ini tentunya mengandung arti.
Bromley (Dhieni, 2008: 11)
mendefinisikan bahasa sebagai ‘sistem simbol yang teratur untuk mentransfer
berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun
verbal’. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca.
Sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak dapat
memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan cara sesuai dengan kemampuan
berpikirnya.
2.
Pengertian Sosiolinguistik
“Sosioliguistik merupakan ilmu antardispilin
antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai
kaitan yang sangat erat” (Chaer dan Agustina,
1995: 2). Chaer dan Agustina (1955: 2) juga memberikan
definisi sosioiguistik sebagai ‘kajian yang objektif dan ilmiah mengenai
manusia di dalam masyarakat dan lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di
dalam masyarakat”. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu
terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial
dan segala masalah sosial dalam suatu masyarakat, akan diketahui cara-cara
manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi,
dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing di dalam masyarakat.
Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objeknya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosolingistik adalah bidang ilmu
antardispilin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan
bahasa.
Menurut Kridalaksana (Chaer dan Agustina,
1995: 5) sosiolinguistik adalah ‘ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai
variasi bahasa, serta hubungan di antara paa bahasawan dengan cirri fungsi variasi
bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa’.
3.
Pengertian Integrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Departemen Pendidikan Nasional: 541) integrasi adalah “pembauran hingga menjadi
satu kesatuan yang utuh atau bulat”. Integrasi merupakan bahasa dengan
unsur-unsur pinjaman, dipakai, dan dianggap sudah menjadi warga bahasa tersebut
(Listyaningsih, http://etd.eprints.ums.ac.id/3551/2/A310040012.pdf).
Senada dengan pendapat di atas, Mackey
(Chaer dan Agustina, 1995: 169) menjelaskan bahwa integrasi adalah
unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dan dianggap sudah
menjadi warga bahasa tersebut. Penerimaan unsur bahasa lain dalam bahasa tertentu
sampai menjadi status berintegrasi memerlukan waktu dan tahap yang relatif
panjang. Pada mulanya seorang penutur menggunakan unsur bahasa lain itu dalam
tuturannya sebagai unsur pinjaman karena terasa diperlukan, misalya dalam B-1
nya unsur tersebut belum ada padanannya (biasa juga telah ada tetapi dia tidak
mengetahuinya). Kalau kemudian unsur asing yang digunakan itu bias diterima dan
digunakan juga oleh orang lain, maka jadilah unsur tersebut berstatus
integrasi.
B. Pembahasan
Selain adanya interferensi,
bahasa gaul, alih kode, dan campur kode yang merupakan penyebab terjadinya
variasi penggunaan bahasa asing dalam lingkup masyarakat Indonesia, ada juga integrasi. Integrasi
dianggap sebagai pencemar terhadap bahasa Indonesia. Integrasi adalah
unsur-unsur yang berasal dari bahasa lain yang terbawa masuk secara sistematis dan
sudah dianggap menjadi warga bahasa
tersebut tanpa disadari oleh penuturnya. Proses
integrasi ini tentunya memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan
karena unsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan dengan Bahasa Indonesia, baik lafalnya,
ejaannya, maupun tata bentuknya. Contoh kata yang berintegrasi antara lain
montir, riset, sopir, dongkrak.
Integrasi dalam bahasa
Indonesia karena Indonesia memiliki banyak suku bangsa. Dengan adanya suku
bangsa yang beragam di Indonesia, sehingga bahasa daerah dari setiap suku pun
ada. Hal ini membuat masyarakat Indonesia lebih mencintai bahasa daerahnya
sendiri dibandingkan dengan Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional.
Hal ini menyebabkan bahasa asing dapat dengan mudah masuk ke dalam bahasa
Indonesia. Akibatnya berdampak pada masyarakat yang hidup pada zaman modern
atau pada zaman globalisasi, yaitu masyarakat pada zaman sekarang lebih
menggunakan bahasa hasil integrasi, sehingga membuat masyarakat merasa lebih
nyaman menggunakan bahasa tersebut. Hal ini pun mendukung terjadinya integrasi
pada bahasa Indonesia, sehingga semakin lama bahasa Indonesia yang baik
dan benar semakin pudar.
Salah satu proses integrasi adalah peminjaman
kata dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. Sejumlah
orang menganggap bahwa bentuk leksikal tertentu sudah terintegrasi, tetapi
sejumlah orang yang lain menganggap belum. Jika suatu unsur interferensi
terjadi secara berulang-ulang dalam tuturan seseorang atau sekelompok orang sehingga
semakin lama unsur itu semakin diterima sebagai bagian dari sistem bahasa
mereka, maka terjadilah integrasi. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa interferensi masih dalam proses,
sedangkan integrasi
sudah menetap dan diakui sebagai bagian dari bahasa penerima. Berkaitan dengan
hal tersebut, ukuran yang digunakan untuk menentukan keintegrasian suatu unsur
serapan adalah kamus. Dalam hal ini, jika suatu unsur serapan atau interferensi sudah dicantumkan dalam kamus bahasa penerima, dapat
dikatakan unsur itu sudah terintegrasi. Sebaliknya, jika unsur
tersebut belum tercantum dalam kamus bahasa penerima unsur itu belum terintegrasi. Dalam proses integrasi unsur serapan itu telah
disesuaikan dengan sistem atau kaidah bahasa penyerapnya, sehingga tidak terasa
lagi keasingannya. Penyesuaian bentuk unsur integrasi itu tidak selamanya
terjadi begitu cepat, bisa saja berlangsung agak lama. Proses
penyesuaian unsur integrasi akan lebih cepat apabila bahasa sumber dengan
bahasa penyerapnya memiliki banyak persamaan dibandingkan unsur serapan
yang berasal dari bahasa sumber yang sangat berbeda sistem dan kaidah-kaidahnya. Cepat lambatnya unsur serapan itu
menyesuaikan diri terikat pula pada segi kadar kebutuhan bahasa penyerapnya.
Sikap penutur bahasa penyerap merupakan faktor
kunci dalam kaitan penyesuaian bentuk serapan itu. Jangka waktu
penyesuaian unsur integrasi tergantung pada tiga faktor antara lain perbedaan dan
persamaan sistem bahasa sumber dengan bahasa penyerapnya, unsur serapan itu
sendiri, apakah sangat dibutuhkan atauhanya sekedarnya sebagai pelengkap, dan
sikap bahasa pada penutur bahasa penyerapan. Meskipun berbeda, antara
interferensi dan integrasi sebenarnya memiliki sisi yang sama,
yaitu bahwa keduanya merupakan gejala bahasa yang terjadi sebagai akibat adanya
kontak bahasa. Integrasi dan interferensi memiliki persamaan-persamaan antara
lain bahwa baik gejala interferensi maupun integrasi bisa terjadi pada keempat
tataran kebahasaan yaitu fonologi, gramatika, kosakata dan semantik.
Proses integrasi
dibedakan menjadi empat macam, yaitu
1.
Integrasi Audial
Integrasi secara audial mula-mula penutur
Indonesia mendengar butir-butir leksikal itu dituturkan oleh penutur aslinya,
lalu mencoba menggunakannya. Apa yang terdengar oleh telinga itulah yang
diajarkan lalu dituliskan. Oleh karena itu, kosakata yang diterima oleh audial
sering kali menampakkan ciri ketidakteraturan bila dibandingkan dengan kosakata
aslinya.
Contoh: dongkrak ? dome kracht
pelopor ? vooloper
sakelar ? schakelaar
Integrasi audial pada
awalnya penutur Indonesia mendengar butir-butir leksikal yang dituturkan oleh
penutur aslinya, lalu mencba menggunakannya. Apa yang terdenga oleh telinga
itulah yang diajarkan lalu dituliskan. Karena itu, kosakata yang diterima oleh
audial sering kali menampakkan ciri ketidakteraturan bila dibandingkan dengan
kosakata aslinya.
a. Cecep bekerja sebagai seorang sopir.
b. Cici pergi ke bengkel untuk memperbaiki motornya.
Analisis
Kalimat a dan b merupakan
integrasi audial yaitu kosakata yang didengar oleh telinga itulah yang
diujarkan lalu dituliskan. Kosakata asli kalimat di atas sebagai berikut.
a.
sopir (kata benda)
Bahasa inggris = chauffer
Bahasa Prancis = chauffeur
Arti = pengemudi
mobil
b.
Bengkel (kata benda)
Bahasa Belanda = winkel
Arti = tempat
reparasi
2.
Integrasi Visual
Integrasi visual adalah
integrasi yang penyerapannya dilakukan melalui bentuk tulisan dalam bahasa
aslinya, lalu bentuk tulisan itu disesuaikan menurut aturan yang terdapat dalam
Pedomam Umum Pembentukan Istilah dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan.
Contoh : System? sistem
(bukan sistim)
Hierarchy? hierarki
(bukan hirarki)
Repertoire? repertoir
(bukan repertoar)
a.
Sandal kelom
kerajinan khas dari
Tasikmalaya.
b.
Dewi, dan
Witha sedang menonton televisi di
rumah Yuni.
Analisis
Kedua kalimat nomor di atas terjadi integrasi
visual, yaitu integrasi yang penyerapannya dilakukan melalui bentuk tulisan
dalam bahasa aslinya (bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Perancis, bahasa
Arab, bahasa latin, dan bahasa Yunani). Kosakata asli kalimat di atas sebagai
berikut.
a.
Khas (kata sifat)
Bahasa Arab =
khas
Arti = khusus, istimewa,
lain dari yang lain
b.
Televisi (kata benda)
Bahasa Inggris = television
Bahasa Belanda = televisie
Arti = pesawat
elektronik untuk menagkap siaran berupa gambar dan suara dari suatu stasiun
pemancar.
3.
Integrasi Penerjemahan Langsung
Integrasi penerjemahan langsung adalah
integrasi dengan mencarikan padanan kosakata asing ke dalam bahasa Indonesia.
Contoh : joint
venture? usaha patungan
Balance
budget? anggaran berimbang
Samen
werking? kerja sama
a.
Setibanya di bandara, Novia dan Santi telah lupa
segalanya.
Analisis
Integrasi pada kalimat di atas
merupakan integrasi penerjemahan langsung adalah dengan membuat istilah baru
yang dapat disusun dengan menerjemahkan istilah asing. Kata bandara pada kalimat di atas berasal
dari bahasa asing (bahasa Inggris) yaitu air
port.
4.
Integrasi
Penerjemahan Konsep
Integrasi penerjemahan konsep adalah integrasi
dengan cara meneliti konsep kosakata asing itu, lalu dicarikan konsepnya ke
dalam bahasa Indonesia.
Contoh : Medication? pengobatan
Brother in law? ipar
laki-laki
Job description? ketentuan
kerja
a.
Pemakaian jaringan telepon selular
yang semakin laris dipasaran.
Analisis
Kalimt di atas merupakan
integrasi penerjemahan konsep adalah kesamaan dan kesepadanan makna konsep,
bukan kemiripan bentuk luarnya, atau makna harfiahnya. Kata jaringan pada kalimat di atas berasal
dari bahasa asing (bahasa Inggris) yaitu network.
Penyerapan dari bahasa-bahasa
nusantara atau dari bahasa daerah oleh bahasa Indonesia tampaknya tidak begitu
menimbulkan persoalan, sebab secara linguistik bahasa-bahasa nusantara itu
masih serumpun dengan bahasa Indonesia, apalagi penyerapan itu terjadi dalam
bidang kosakata. Kalau sebuah kata serapan sudah ada pada tingkat integrasi,
maka kata serapan itu sudah disetujui oleh converged into the new law. Karena
itu, proses yang terjadi dalam integrasi ini disebut konvergensi. (Chaer dan Agustina,
2004:169-171).
Unsur pinjaman yang
terserap sebagai hasil proses interferensi akan sampai pada taraf integrasi,
baik dalam waktu yang relatif singkat maupun dalam waktu yang relatif lama.
Karena hingga saat ini sudah banyak bukti dalam bahasa apapun yang mempunyai
kontak dengan bahasa lain, bahasa setiap bahasa akan mengalami interferensi,
yang kemudian disusul dengan peristiwa integrasi.
Peristiwa interferensi
dan integrasi pada bahasa resipien membawa beberapa kemungkinan yang akan
terjadi pada bahasa resipien akibat terjadinya peristiwa interferensi dan
integrasi itu. Kemungkinan pertama, bahasa resipien tidak mengalami pengaruh
apa-apa yang sifatnya mengubah sistem apabila tidak ada kemungkinan untuk
mengadakan pembaharuan atau pengembangan di dalam bahasa resipien itu.
Kemungkinan kedua, bahasa resipien mengalami perubahan sistem, baik pada
subsistem fonologis, subsistem morfologis, subsistem sintaksis dan subsistem
semantis.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. impulan
Integrasi adalah
unsur-unsur yang berasal dari bahasa lain yang terbawa masuk secara sistematis dan
sudah dianggap menjadi warga bahasa
tersebut tanpa disadari oleh penuturnya. Proses terjadinya integrasi mencakup pertama
proses integrasi secara audial, mula-mula penutur Indonesia mendengar butir-butir
leksikal itu dituturkan oleh penutur aslinya, lalu mencoba menggunakannya. Ke dua Integrasi visual merupakan integrasi yang
penyerapannya dilakukan melalui bentuk tulisan dalam bahasa aslinya, lalu
bentuk tulisan itu disesuaikan menurut aturan yang terdapat dalam Pedomam Umum Pembentukan Istilah dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Ketiga integrasi penerjemahan langsung, integrasi penerjemahan langsung adalah integrasi
dengan mencarikan padanan kosa kata asing ke dalam bahasa Indonesia. Keempat penerjemahan konsep, integrasi penerjemahan konsep adalah integrasi dengan cara meneliti
konsep kosa kata asing itu, lalu dicarikan konsepnya ke dalam bahasa Indonesia.
B. Saran
Sejalan
dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut :
1.
|
2. Mahasiswa hendaknya dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan situasi dan
kondisi.
3. Mahasiswa pun dapat mengerti tentang jenis-jenis
integrasi dalam bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta.
Ruriana, Puspa. Dkk. 2011. Hakikat Hakiki Kemerdekaan Interferensi dan
Integrasi. [Online]. Tersedia: http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/interferensi-dan-integrasi/. [2 April 2011].
Sartika, Itha. 2011. Pengertian Interferensi dan Integrasi. [Online].
Tersedia: http://ithasartika91.blogspot.com/2011/02/pengertian-interferensi-dan-integrasi.html. [26 Februari 2011].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar